Stres selama kehamilan berkaitan dengan risiko epilepsi pada anak
Stres selama kehamilan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan janin, termasuk meningkatkan risiko epilepsi pada anak. Studi baru menunjukkan bahwa ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memiliki anak dengan epilepsi dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami stres.
Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang yang berulang. Penyebab pasti epilepsi belum diketahui, namun faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam perkembangannya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan juga dapat menjadi faktor risiko yang signifikan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Epilepsia menemukan bahwa ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko 20% lebih tinggi untuk memiliki anak dengan epilepsi. Penelitian ini melibatkan ribuan ibu dan anak di Swedia dan menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko gangguan neurologis.
Stres selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan pekerjaan, konflik dalam hubungan, atau masalah keuangan. Penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik, baik melalui olahraga, meditasi, atau dukungan sosial.
Untuk mengurangi risiko epilepsi pada anak, ibu hamil juga disarankan untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari merokok dan minuman beralkohol, serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Konsultasikan juga dengan dokter jika mengalami stres yang berkepanjangan selama kehamilan.
Dengan menjaga kesehatan mental dan fisik selama kehamilan, ibu dapat membantu mengurangi risiko epilepsi pada anak dan memberikan fondasi yang kuat untuk kesehatan dan perkembangan mereka di masa depan. Menjaga kehamilan yang sehat adalah investasi penting bagi kesehatan anak kita.